Beranda | Artikel
Yaumul Bats, Hari Kebangkitan
Kamis, 22 Oktober 2020

YAUMUL BAT’S, HARI KEBANGKITAN

Oleh
Abu Isma’il Muslim Atsari

Allah Azza wa Jalla telah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Beliau n datang membawa kebenaran sebelum datangnya hari Kiamat. Tidaklah beliau meninggalkan kebaikan apapun, kecuali telah beliau jelaskan kepada umatnya. Dan tidaklah beliau meninggalkan keburukan apapun juga, kecuali telah beliau peringatkan.

Di antara kewajiban yang telah beliau jelaskan, yaitu beriman kepada hari Akhir. Yang merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Dan termasuk pokok-pokok aqidah Islam yang besar. Di dalamnya terkandung pengertian adanya beriman kepada al ba’ts, yaitu hari kebangkitan).

PENGERTIAN AL BA’TS
Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”(Yang dimaksud) iman kepada al ba’ts, yaitu dihidupkannya orang-orang yang telah mati pada waktu terompet ditiup pada tiupan yang kedua. Lalu manusia akan berdiri menghadap Rabbul ‘Alamiin dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa penutup, dan belum dikhitan. Allah Ta’ala berfirman

يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ ۚ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ

Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya. [al Anbiya’/21:104][1]

Syaikh Dr. ‘Umar Sulaiman al Asyqar berkata: “Yang dimaksud dengan al ba’ts adalah, tempat kembalinya badan dan dihidupkannya hamba-hamba pada hari Kiamat. Jika Allah al Haq (Yang Maha Benar) berkehendak mengembalikan dan menghidupkan hamba-hamba kembali, (maka) Dia memerintahkan Malaikat Israfil. Lalu dia (pun) meniup terompet, (yang) kemudian ruh-ruh kembali menuju jasad-jasadnya, dan manusia akan berdiri menghadap Rabbul ‘Alamiin. Allah berfirman:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). [az Zumar/39 : 68][2]

KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA AL BA’TS
Al ba’ts merupakan perkara yang pasti, tidak ada keraguan padanya. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh al Kitab, as Sunnah, dan Ijma’.

Allah Azza wa Jalla memberitakan, bahwa Dia menciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian menciptakannya sebagai air mani di dalam tempat yang kokoh. Kemudian Dia memberitakan fase-fase penciptaan manusia di dalam perut ibunya. Maka Dia menciptakan manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan sebelumnya ketika dilahirkan ke dunia ini. Setelah itu semua, Allah berfirman:

ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ﴿١٥﴾ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.[al Mu’minun/23:15-16].

Allah Azza wa Jalla juga memberitakan kebangkitan dari kubur setelah terompet ditiup, sebagai berikut :

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ﴿٥١﴾قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul(Nya).[Yasin/36:5-52].

إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ ۘ وَالْمَوْتَىٰ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNya-lah mereka dikembalikan.[al An’am/6:36]

Akan tetapi, orang-orang kafir jahiliyah mengingkari adanya al ba’ts. Sehingga Allah Azza wa Jalla memerintahkan RasulNya untuk bersumpah dengan namaNya, bahwa al ba’ts adalah benar :

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [ath Thaghabun/64:7].

Bahkan menciptakan seluruh makhluk dan menghidupkan mereka kembali setelah kematiannya, bagi Allah hanyalah seperti menciptakan dan menghidupkan kembali satu jiwa saja.

مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu, melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.[Luqman/31:28].

Jika demikian, maka sesungguhnya al ba’ts merupakan kepastian, dan tidak ada keraguan padanya. Oleh karenanya Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah akan membangkitkan semua orang di dalam kubur.[al Hajj/22:7].

DALIL-DALIL AL BA’TS
Semakin besar dan semakin penting suatu masalah, maka bukti-bukti kebenaran bagi masalah itu juga semakin banyak dan jelas. Begitu juga berkaitan dengan masalah al ba’ts.

Di dalam al Qur`an, Allah Azza wa Jalla banyak menjelaskan masalah ini, sehingga benar-benar memuaskan akal, perasaan, dan fithrah orang-orang yang mau memperhatikannya. Berikut adalah di antara dalil-dalil tentang al ba’ts.

Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Penciptaan Manusia
Allah Azza wa Jalla telah menciptakan manusia dari ketiadaan, maka menghidupkan kembali setelah kematiannya itu lebih mudah bagiNya.

أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ﴿٧٧﴾وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ﴿٧٨﴾قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ

Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.[Yasin/36:77-79].

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin t berkata,”Setiap orang tidak mengingkari bahwa dia telah diciptakan dari ketiadaan. Dia ada setelah sebelumnya tidak ada. Maka (Allah) Yang telah menciptakannya dan mewujudkannya setelah sebelumnya tidak ada, Dia lebih utama berkuasa mengembalikannya lagi”[3]

Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Penciptaan Langit dan Bumi
Sesungguhnya Allah adalah pencipta langit dan bumi dengan tanpa contoh sebelumnya. Sedangkan penciptaan langit dan bumi itu jauh lebih besar daripada penciptaan manusia. Maka, Dia Yang telah menciptakan langit dan bumi itu, tentu lebih mampu dan berkuasa menciptakan manusia dan menghidupkannya kembali setelah kematiannya.

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقَادِرٍ عَلَىٰ أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَىٰ ۚ بَلَىٰ إِنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.[al Ahqaf/46:33].

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Setiap orang tidak mengingkari keagungan penciptaan langit dan bumi, karena besarnya keduanya dan penciptaannya yang mengagumkan. Maka (Allah) Yang telah menciptakan keduanya lebih utama berkuasa menciptakan manusia dan menghidupkannya kembali”[4]

Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Muncul dan Berkembangnya Tumbuh-Tumbuhan di Muka Bumi Setelah Turunnya Hujan
Allah menghidupkan bumi dengan air hujan setelah gersangnya. Begitulah Allah akan menghidupkan orang-orang yang telah mati.

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). [az Zukhruf/43:11].

Di dalam ayat yang lain Allah berfirman:

فَانْظُرْ إِلَىٰ آثَارِ رَحْمَتِ اللَّهِ كَيْفَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.[ar Ruum/30 :50].

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ ۚ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۚ إِنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan di antara tanda-tandaNya (ialah), bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.[Fushshilat/41:39]

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Setiap orang yang memiliki pandangan melihat bumi yang gersang, mati tumbuh-tumbuhannya. Jika hujan telah turun padanya, bumi itu subur dan tumbuh-tumbuhannya hidup setelah sebelumnya mati. Maka (Allah) Yang berkuasa menghidupkan bumi setelah kematiannya, Dia juga berkuasa menghidupkan dan membangkitkan orang-orang yang telah mati.”

Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Hikmah Pembalasan Amal
Allah Azza wa Jalla berfirman:

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ﴿١١٥﴾فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia. [al Mu`minun/23:115-116].

إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَىٰ

Segungguhnya hari Kiamat itu akan datang; Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.[Thaha/20:15].

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ﴿٣٥﴾مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Atau adakah kamu (berbuat demikian); bagaimanakah kamu mengambil keputusan? [al Qalam/68:35-36]

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ﴿٢٧﴾أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma’siat? [Shaad/38:27-28].

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Sesungguhnya hikmah menuntut adanya al ba’ts setelah kematian, agar supaya setiap jiwa dibalas dengan apa yang telah dia usahakan. Seandainya (pembalasan, Red.) itu tidak ada, berarti penciptaan manusia sia-sia, tidak ada nilainya, dan tidak ada hikmahnya. Dan (berarti) tidak ada perbedaan antara manusia dengan binatang dalam kehidupan ini”[5]

Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Berita-Berita Dari Para Nabi dan Kitab-Kitab Suci
Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Sesungguhnya perkara al ba’ts telah mutawatir berita dari para nabi dan rasul di dalam kitab-kitab Allah dan syari’at-syari’at dari langit. Umat mereka telah menerimanya dengan penerimaan yang sebenarnya. Maka bagaimana engkau (orang-orang kafir, Pen.) mengingkari al ba’ts, sedangkan engkau membenarkan apa yang diberitakan kepadamu (yang datang) dari seorang filosof, atau pemilik suatu prinsip (aliran), atau pemilik suatu pemikiran, padahal beritanya tidaklah mencapai apa yang telah dicapai oleh berita tentang al ba’ts, baik di dalam sarana pemberitaan, dan di dalam bukti kenyataan”[6]

Berita tentang al ba’ts disebutkan di dalam kitab-kitab suci zaman dahulu, antara lain disebutkan di dalam ayat-ayat sebagai berikut:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَ﴿١٦﴾وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ﴿١٧﴾إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ﴿١٨﴾صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.[al A’la/87:16-19].

أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَىٰ ﴿٣٦﴾ وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّىٰ ﴿٣٧﴾ أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ﴿٣٨﴾ وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ﴿٣٩﴾ وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ﴿٤٠﴾ ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى

Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa? Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. [an Najm/53:36-41].

Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Kejadian Nyata
Yaitu peristiwa-peristiwa yang telah diperlihatkan Allah secara langsung kepada manusia, sebagaimana Dia beritakan di dalam kitabNya. Berikut di antara peristiwa-peristiwa tersebut.

1. Peristiwa pada zaman Nabi Ibrahim Alaihissallam.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata : “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman,”Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab,”Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” Allah berfirman,”(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu,” (Allah berfirman),”Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.[al Baqarah/2:260].

2. Peristiwa pada zaman Nabi Musa Alaihissallam.

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ﴿٥٥﴾ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata : “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang,” karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.[al Baqarah/2:55-56].

وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادَّارَأْتُمْ فِيهَا ۖ وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ﴿٧٢﴾فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْيِي اللَّهُ الْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu saling tuduh-menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti.[al Baqarah/2:72-73].

3. Peristiwa pada zaman Nabi Isa Alaihissallam.
Nabi Isa telah berkata kepada umatnya, yaitu Bani Israil:

أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya. Maka, ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. [Ali ‘Imran/3 :49].

4. Peristiwa ribuan orang yang dimatikan oleh Allah, lalu Dia menghidupkan mereka kembali.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “Matilah kamu,” kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.[al Baqarah/2:243].

5. Seorang laki-laki yang telah mati selama seratus tahun, lalu Allah menghidupkannya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:

أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ ۖ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata : “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Dia menjawab : “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari”. Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang-belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati), dia pun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.[al Baqarah/2:259].

6. Peristiwa Ash-habul Kahfi.
Yaitu tujuh pemuda dengan seekor anjing mereka yang masuk ke dalam goa dan tidur selama 309 tahun qomariyah, atau 300 tahun syamsiyah. Allah berfirman:

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا

Dan mereka tinggal dalam gua mereka selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).[al Kahfi/18:25].

Kemudian Allah membangunkan mereka sebagai tanda kekuasaanNya yang nyata. Dia berfirman:

وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا

Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari Kiamat tidak ada keraguan padanya.[al Kahfi/18:21].

Setelah bukti-bukti ini jelas bagi orang-orang yang mengingkari al ba’ts, dan kemudian mereka tetap mengingkarinya, maka mereka adalah orang-orang yang sombong dan membangkang lagi zhalim. Adapun orang-orang yang zhalim itu akan mengetahui ke mana mereka akan kembali setelah kematian dan kebangkitan mereka.

Al-hamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_____
Footnote
[1] Syarh al Ushul ats Tsalatsah, halaman 100, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Penerbit Dar ats Tsurayya
[2] Yaumul Akhir (2/51), karya Syaikh Dr. ‘Umar Sualiman al Asyqar, Penerbit Maktabah al Falah.
[3] Syarh al Ushul ats Tsalatsah, halaman 146, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Penerbit Dar ats Tsurayya.
[4] Syarh al Ushul ats Tsalatsah, halaman 146, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Penerbit Dar ats Tsurayya.
[5] Syarh al Ushul ats Tsalatsah, halaman 146-147, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Penerbit Dar ats Tsurayya.
[6] Syarh al Ushul ats Tsalatsah, halaman 147, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Penerbit Dar ats Tsurayya.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/23958-yaumul-bats-hari-kebangkitan-2.html